BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernapasan (respirasi) merupakan proses pengambilan oksigen,
pengeluaran CO2, dan penggunaan energi yang dihasilkan. Selain itu, respirasi
juga diartikan sebagai pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya.
Sistem pernapasan pada manusia meliputi semua struktur yang
menghubungkan udara ke dan dari paru-paru. Organ pernapasan utama berupa
paru-paru, yang dibantu oleh organ-organ lain. Jalur pernapasan untuk menuju
sel-sel tubuh adalah rongga hidung faring laring trakea bronkus bronkiolus
alveolus paru-paru.
Proses penapasan terdiri atas dua kegiatan, yaitu menghirup
udara atau menarik napas (inspirasi) dan menghembuskan udara atau
mengeluarkaekspirasin napas (ekspirasi). Berdasarkan bagian tubuh yang mengatur
kembang-kempisnya paru-paru, pernapasan dibedakan menjadi dua, yaitu pernapasan
dada dan pernapasan perut.
1. Pernapasan
dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar
tulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Fase
inspirasi. Merupakan fase berkontraksinya otot antar tulang rusuk sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil
sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk ke paru-paru.
b. Fase
ekspirasi. Merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antar tulang rusuk ke
posisi semula yang diikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada
menjadi kecil, akibatnya tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar
sehingga udara dalam rongga dada yang kaya oksigen keluar dari paru-paru.
2. Pernapasan
Perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot
diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Fase
inspirasi. Merupakan fase berkontraksinya otot diafragma sehingga diafragma
mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga
udara luar masuk ke paru-paru.
b. Fase
ekspirasi. Merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diafragma ke posisi
semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar akibatnya
udara keluar dari paru-paru.
B. Rumusan Masalah
Dalam mempelajari sistem pernapasan ada beberapa hal yang
perlu dipahami dan dimengerti. Beberapa hal tersebut yakni:
1. Jelaskan
pengertian sistem pernafasan.
2. Jelaskan
organ-organ yang ada dalam sistem pernapasan beserta fungsinya
3. Bagaimanakah
mekanisme sistem pernapasan
4. Jelaskan
fungsi sistem pernafasan
5. Jelaskan
kelainan serta penyakit pada sistem pernapasan
C. Tujuan Penulisan
Adapun beberapa tujuan yang diperoleh dalam mempelajari
sistem pernapasan.
1. Memahami
pengertian sistem pernapasan pada manusia
2. Mengetahui
organ-organ yang ada dalam sistem pernapasan manusia beserta fungsi-fungsinya
3. Memahami
dan mengerti mekanisme sistem pernafasan
4. Memahami
fungsi sistem pernapasan
5. Memahami
dan mengerti kelainan serta penyakit pada sistem pernapasan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dan Fungsi Pernapasan
Bernapas yaitu proses pengambilan O2 dari udara (inspirasi),
dilanjutkan dengan penyaluran O2 ke jaringan tubuh, kemudian pengeluaran sisa
metabolisme dari tubuh yang berupa CO2 (ekspirasi) melalui alat-alat pernapasan
Pernafasan merupakan proses ganda,yaitu terjadinya
pertukaran gas didalam
jaringan(pernafasan dalam) dan didalam paru-paru(pernafasan dalam).
Fungsi
Pernapasan,yaitu:
1. Mengambil
oksigen yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh (sel- selnya) untuk
mengadakan pembakaran.
2. Mengeluarkan
karbon dioksida (CO2) yang terjadi dari sisa pembakaran, kemudia di bawa oleh
darah ke paru- paru untuk dibuang (karena tidak berguna lagi oleh tubuh)
3. Menghangatkan
dan melembabkan udara.
B. Organ- Organ Penyusun Sistem Pernapasan Pada Manusia
1.
Rongga hidung
Pada rongga hidung dilapisi oleh selaput lendir yang sangat
kaya akan pembuluh darah,bersambung dengan lapisan faring dan selaput lendir
semua sinus yang mempunyai lubang masuk kedalam rongga hidung.Udara dari luar
akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis
selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan
kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi
menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat
juga rambut pendek dan tebal yang terdapat di dalam vestibulum.karena kontak
dengan permukaan lendir yang dilaluinya,udara menjadi hangat dan karena
penguapan air dari permukaan selaput lendir,udara menjadi lembab.selain itu
rambut-rambut tersebut juga berfungsi
menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang
mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.
Keuntungan
yang diperoleh, jika bernafas melalui hidung,
yaitu:
a. Udara
yang masuk menjadi bersih karena terlebih dahulu disaring oleh bulu-bulu hidung
dan selaput lender
b. Udara
yang masuk mengalami penyesuain suhu sesuai dengan panas tubuh kita
c. Udara
yang masuk mengalami penyesuaian kelembapan sesuai dengan kondisi tubuh.
2. Faring
(Tekak)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan
percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada
bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings) pada bagian
belakang.
Hubungan faring dengan organ-organ lain: ke atas berhubungn
dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang yang bernama koana, ke depan
berhybungan dengan ronnga mulut, tempat hubungan ini bernama istmus fausium, ke
bawah terdapat dua lubang,ke depan lubang laring, dank e belakang lubang
esophagus.
Rongga tekak dibagi dalam 3 bagian:
a. Bagian
sebelah atas yang sama tingginya dengan koana disebut nasofaring.
b. Bagian
tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut orofaring.
c. Bagian
bawah sekali dinamakan laringofaring.
3. Laring
Laring atau pangkal tenggorok merupakan saluran udara dan
bertindak sebagai pembentukan suara, terletak di depan bagian faring sampai
ketinggian vertebrata servikalis dan masuk ke dalam trakea di bawahnya. Pangkal
tenggorok itu dapat ditutup oleh sebuah empang tenggorok yang disebut
epiglottis, yang terdiri dari tulang- tulang rawan ysng berfungsi pada waktu
kita menelan makanan menutupi laring.
Laring
terdiri dari 5 tulang rawan antara lain:
a. Kartilago
tiroid (1 buah) depan jakun, sangat jelas terlihat pada pria.
b. Kartilago
ariteanoid (2 buah) yang berbentuk beker.
c. Kartilago
krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin.
d. Kartilago
epiglotis (1 buah).
Laring dilapisi oleh selaput lender, kecuali pita suara dan
bagian epiglottis yang dilapisi oleh sel epithelium berlapis. Pada bagian
belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita
suara (pita vocalis). Pita suara berjumlah 2 buah, di bagian atas adalah
pita suara palsu dan tidak mengeluarkan suara yang disebut dengan
ventrikularis, di bagian bawah adalah pita suara sejati yang membentuk suara
yang disebut dengan vokalis, terdapat 2 buah otot. Oleh gerakan 2 buah otot ini
maka pita suara dapat bergetar dengan demikian pita suara (rima glotidis) dapat
melebar dan mengecil, sehingga di sni terbentuklah suara.
Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke
saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka.
Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas,
dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan
kesehatan.
4. Tenggorokan
(Trakea)
Batang tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm,
terletak sebagian di leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding
tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh 16 sampai 20 cincin tulang
rawan dan pada bagian dalam rongga
bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke
saluran pernapasan. Yang meishlkan trakea menjadi bronkus kiri dan bronkus
kanan disebut karina.
5. Cabang-cabang
Tenggorokan (Bronkus)
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu
bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan
trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian
bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan
sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.
6. Anak
cabang batang tenggorok (bronkiolus)
Anak cabang batang tenggorok (bronkiolus) mengalami
percabangan sesuai dengan jumlah gelambir paru-paru. Bronkiolus yang menuju
paru-paru kanan bercabang tiga, sedangkan yang menuju paru-paru kiri bercabang
dua. Pada ujung bronkiolus terdapat gelembung-gelembung yang sangat kecil.
7. Paru-paru
(Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di
bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh
diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo
dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang
terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura.
Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura
dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang
bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).
Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang dikenal
dengan kavum pleura. Pada keadaan normal, kavum pleura ini vakum sehingga
paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat)
yang berguna untuk meminyaki permukaan pleura, menghindarkan gesekan antara
paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernapas.
Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi
cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal
dari plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat
permeabel terhadap air dan zat-zat lain.
Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan
elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis
dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas.Di dalam
paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1 mm, dindingnya
makin menipis jika dibanding dengan bronkus.
Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan,tetapi rongganya
masih mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus
bersilia. Pada bagian distal kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir
pada gugus kantung udara (alveolus).
Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong
kecil yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip
sarang tawon. Oleh karena alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara
kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan.
C. Fungsi masing-masing Organ Pernapasan
1. Hidung
a. Bekerja
sebagai saluran udara pernafasan
b. Sebagai
penyaring udara pernapasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung
c. Dapat
menghangatkan udara pernapasan oleh mukosa
d. Membunuh
kuman-kuman yang masuk, bersama-sama dalam pernapasan oleh leukosit yang
terdapat dalam selaput lendir (mukosa)
2. Tekak
(faring)
Berfungsi senagai tempat persimpangan jalan pernapasan
dengan jalan makanan.
3. Pangkal
tenggorok (laring)
Pada laring terdapat epiglotis berguna untuk menutup laring
sewaktu kita menelan makanan. Dengan demikian makanan tidak masuk pada saluran
pernafasan. Pada laring juga terdapat cairan yang berguna untuk menagkap debu
dan kotoran yang masuk.
4. Batang
tenggorok (trakea)
Dinding sebelah dalam batang tenggorok mempunyai selaput
lendir yang sel-selnya berambut getar yang berfunsi untuk mengeluarkan
benda-benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara pernapasan.
5. Cabang
tenggorok (bronkus) dan anak cabang tenggorok (bronkiolus)
Berfungsi meneruskan udara dari trakea ke paru-paru
. Paru-paru (pulmo)
Dalam paru-paru terdapat dalam alveolus yang berfungsi
sebagai tempat pertukaran udara oksigen dan karbon dioksida.
D. Mekanisme pernapasan pada manusia
Rongga
hidung → faring → laring → trakea → bronkus → bronkiolus → alveolus → sel-sel
tubuh.
Proses
Pernapasan
Pada
saat bernapas berlangsung dua proses yaitu inspirasi dan ekspirasi.
1. Inspirasi
Inspirasi terjadi jika otot-otot antarrusuk melakukan
kontraksi sehingga tulang-tulang rusuk dan tulang dada terangkat ke atas. Pada
saat inspirasi, otot diafragma berkontraksi sehingga letaknya agak mendatar.
Diafragma akan mendesak rongga perut hingga 5 cm ke bawah. Akibatnya rongga
dada membesar. Membesarnya rongga dada menyebabkan paru-paru ikut membesar,
akibatnya tekanan udara dalam paru-paru berkurang sehingga udara luar masuk.
2. Ekspirasi
Ekspirasi terjadi jika otot-otot antarrusuk relaksasi, yaitu
tulang rusuk dan tulang dada turun kembali ke kedudukan semula sehingga rongga
dada mengecil. Ekspirasi juga terjadi jika otot diafragma mengendur kembali ke
kedudukan semula, sehingga rongga dada mengecil dan paru-paru pun ikut mengecil.
Oleh karena itu tekanan udara dalam paru-paru bertambah, akibatnya udara ke
luar.
E. Macam- macam Pernapasan Pada Manusia
Pernapasan
Dada dan Pernapasan Perut
1. Pernapasan
dada
Pernapasan dada terjadi karena gerakan otot-otot antar
tulang rusuk. Proses pernapasan dada di awali dengan kontraksi otot tulang
rusuk, akibatnya tulang rusuk terangkat. Rongga dada mengembang sehingga
terjadi inspirasi. Sebaliknya, saat otot antar tulang rusuk relaksasi, tulang
rusuk kembali pada kedudukan semula. Rongga dada kembali mengecil sehingga
udara keluar (ekspirasi).
2. Pernapasan
perut
Pernapasan perut terjadi akibat gerakan sekat diafragma.
Sekat diafragma berkontraksi sehingga menjadi datar dan paru-paru mengembang ke
arah perut. Akibatnya, paru-paru mengembang, udara luar masuk ke dalam
paru-paru (inspirasi). Pada saat sekat diafragma relaksasi, paru-paru mengempis
sehingga udara dalam paru-paru terdorong ke luar (ekspirasi).
F. Mekanisme
pertukaran oksigen dan karbondioksida dari alveolus ke kapiler darah
Dalam keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar
300 cc oksigen sehari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Kebutuhan
tersebut berbanding lurus dengan volume udara inspirasi dan ekspirasi biasa
kecuali dalam keadaan tertentu saat konsentrasi oksigen udara inspirasi
berkurang atau karena sebab lain, misalnya konsentrasi hemoglobin darah
berkurang.
Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah
dalam kapiler darah yang menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian besar
oksigen diikat oleh zat warna darah atau pigmen darah (hemoglobin) untuk
diangkut ke sel-sel jaringan tubuh.
Hemoglobin yang terdapat dalam butir darah merah atau eritrosit
ini tersusun oleh senyawa hemin atau hematin yang mengandung
unsur besi dan globin yang berupa protein.
|
Pertukaran O2 dan CO2 antara alveolus dan Pembuluh darah yang
menyelubungi
|
Secara sederhana, pengikatan oksigen oleh
hemoglobin dapat diperlihat-kan menurut persamaan reaksi bolak-balik berikut
ini:
Hb4 + O2→ 4 Hb O2
(oksihemoglobin) berwarna merah jernih
Reaksi di atas dipengaruhi oleh kadar O2, kadar
CO2, tekanan O2 (P O2), perbedaan kadar O2 dalam jaringan, dan kadar O2 di
udara. Proses difusi oksigen ke dalam arteri demikian juga difusi CO2 dari
arteri dipengaruhi oleh tekanan O2 dalam udara inspirasi.
Tekanan seluruh udara lingkungan sekitar 1
atmosfir atau 760 mm Hg, sedangkan tekanan O2 di lingkungan sekitar 160 mm Hg.
Tekanan oksigen di lingkungan lebih tinggi dari pada tekanan oksigen dalam
alveolus paru-paru dan arteri yang hanya 104 mm Hg. Oleh karena itu oksigen
dapat masuk ke paru-paru secara difusi.
Dari paru-paru, O2 akan mengalir lewat vena
pulmonalis yang tekanan O2 nya 104 mm; menuju ke jantung. Dari jantung O2
mengalir lewat arteri sistemik yang tekanan O2 nya 104 mm hg menuju ke
jaringan tubuh yang tekanan O2 nya 0 - 40 mm hg. Di jaringan, O2 ini akan
dipergunakan. Dari jaringan CO2 akan mengalir lewat vena sistemik ke jantung.
Tekanan CO2 di jaringan di atas 45 mm hg, lebih tinggi dibandingkan vena
sistemik yang hanya 45 mm Hg. Dari jantung, CO2 mengalir lewat arteri
pulmonalis yang tekanan O2 nya sama yaitu 45 mm hg. Dari arteri pulmonalis CO2
masuk ke paru-paru lalu dilepaskan ke udara bebas.
Berapa minimal darah yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan oksigen pada jaringan? Setiap 100 mm3 darah dengan tekanan
oksigen 100 mm Hg dapat mengangkut 19 cc oksigen. Bila tekanan oksigen hanya 40
mm Hg maka hanya ada sekitar 12 cc oksigen yang bertahan dalam darah vena.
Dengan demikian kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen adalah 7 cc per 100
mm3 darah.
Pengangkutan sekitar 200 mm3 C02 keluar tubuh
umumnya berlangsung menurut reaksi kimia berikut:
C02 + H20 Þ (karbonat anhidrase) H2CO3
Tiap liter darah hanya dapat melarutkan 4,3 cc
CO2 sehingga mempengaruhi pH darah menjadi 4,5 karena terbentuknya asam
karbonat. Pengangkutan CO2 oleh darah dapat dilaksanakan melalui 3 Cara yakni
sebagai berikut:
1. Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam
karbonat dengan enzim anhidrase (7% dari seluruh CO2).
2. Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk
karbomino hemoglobin (23% dari seluruh CO2).
3. Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3)
melalui proses berantai pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2). Reaksinya
adalah sebagai berikut.
CO2 + H2O Þ H2CO3 Þ H+ + HCO-3
Gangguan terhadap pengangkutan CO2 dapat
mengakibatkan munculnya gejala asidosis karena turunnya kadar basa dalam darah.
Hal tersebut dapat disebabkan karena keadaan Pneumoni. Sebaliknya apabila
terjadi akumulasi garam basa dalam darah maka muncul gejala alkalosis.
G. Kapasitas Udara dalam Paru-paru
Volume paru-paru manusia sangat terbatas sehingga hanya
dapat meghirup udara sebatas kapasitas paru-paru. Volume paru-paru setiap
manusia berbeda-beda sesuai dengan ukuran paru-paru, kekuatan , dan cara
bernafasnya. Jika kita bernafas secara normal, maka udara yang kita hidup dan
dihembuskan ada sebanyak 0,5 liter. Volume udara sebanyak itu disebut udara
pernafasan atau udara tidal.
Jika setelah bernafas normal, maka udara dari luar masih
dapat kita hirup sedalam-dalamnya masuk ke paru-paru, udara demikian disebut
udara komplementer. Volume udara komplementer ada sebanyak 1,5 liter. Begitu
juga bila setelah bernafas normal ternyata kita masih dapat mengeluarkan udara
dari dalam paru-paru dengan cara mengembuskan nafas sekuat-kuatnya, maka udara
yang dikeluarkan itu disebut udara suplementer. Volume udara suplementer ada sebanyak 1 liter.
Tabel:
Kapasitas paru-paru
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Udara pernafasan
Udara komplementer
Udara suplementer
Udara kapasitas vital paru-paru
Udara kapasitas total paru-paru
Udara residu
|
0,5 liter
1,5 liter
1,5 liter
4 liter
5 liter
1 liter
|
Pada saat kita bernafas mengembuskan nafas sekuat-kuatnya,
didalam paru-paru tetap masih ada udara sebanyak 1 liter. Udara demikian
disebut udara sisa atau udara residu. Jika kita bernafas sedalam-dalamya dan
menghembuskan sekuat-kuatnya, maka volume udara yang masuk dan keluar ada
sebanyak 3,5 liter sampai 4 liter. Volume udara sebanyak itu disebut kapasitas
vital paru-paru. Kapasitas paru-paru meliputi udara pernafasan, udara
komplementer, dan udara suplementer. Daya tampung maksimal paru-paru (kapasitas
total paru-paru) ada sebanyak lebih kurang 5 liter. Kapasitas vital paru-paru
ditambah dengan udara residu.
H. Pernapasan Jaringan
Darah merah (hemoglobin) yang banyak mengandung oksigen dari
seluruh tubuh masuk ke dalam jaringan akhirnya mencapai kapiler, darah
mengeluarkan O2 ke dalam jaringan, mengambil CO2 untuk dibawa ke paru-paru dan
di paru-paru terjadi pernapasan eksterna.
Cara mengatasi Gangguan Sistem Pernapasan
1. Cara mengatasi gangguan akibat alergi adalah
memberikan antibiotik untuk menghentikan peradangan.
2. Sementara pada paru-paru yang terluka diatasi dengan
cara mengisi udara steril pada celah antar pleura.
3. Pada penderita gangguan pernafasan karena tenggelam
atau syok karena sengatan arus listrik, pusat pernafasan sedang terhenti
sementara, sehingga gerakan bernafas juga sering berhenti sementara. Untuk
mengatasinya perlu dengan pernafasan buatan. Alat untuk melakukan pernafasan
buatan disebut pulmotor. Pernafasan buatan juga dapat dilakukan tanpa alat
bantuan, namun dilakukukan antar mulut yang disebut cara Sylvester.
I. Kelainan/ Penyakit Pada Sistem Respirasi Manusia
Serta Teknologi Pengobatannya
Bebrapa kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan pada
manusia antara lain sebagai berikut:
1. Faringitis
Merupakan peradangan pada faring sehingga timbul rasa nyeri
pada waktu menelan makanan atau kerongkongan terasa kering. Gangguan ini
disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus dan dapat juga disebabkan terlalu
banyak merokok.
2. Pneumonia
Adalah peradangan paru-paru dimana aveolus biasanya berisi
cairan dan eritrosit yang berlebihan. Penyakit ini dimulai dengan infeksi dalam
alveolus, yaitu membran paru-paru mengalami peradangan dan
berlubang-lubang sehingga cairan dan
eritrosit masuk kedalam alveolus. Infeksi ini disebarkan oleh bakteri dari
alveolus ke alveolus lain sehingga dapat meluas dapat meluas keseluruh lobus
bahkan seluruh paru-paru.
3. Empisema
Adalah
jumlah udara yang berlebihan dalam paru-paru.
Empisema
paru-paru ini disebabkan oleh:
a. Infeksi
kronik karena rokok atau bahan lain yang mengiritasi bronkus dengan serius
sehingga mengacaukan mekanisme pertahanan normal saluran pernapasan.
b. Infeksi
akibat kelebihan mukus karena peradangan dan edema epitel bronkiolus.
c. Gangguan
saluran pernapasan sehingga kesukaran ekspirasi dan udara yang terperangkap
dalam alveolus menyebabkan alveolus menjadi renggang.
4. Asma
Ditandai dengan kontaksi yang kaku dari bronkiolus yang
menyebabkan kesukaran bernapas. Penyempitan saluran pernapasan dapat disebabkan
oleh hal berikut:
lan
nafas yang sebagian reversibel.
b. Radang
jalan nafas sehingga merusak sel epitel saluran nafas.
c. Reaksi
yang berlebihan pada jalan nafas terhadap berbagai rangsangan, misal reaksi
alergi.
Penderita asma diobati dengan obat-obatan yang disebut
bronkodilator. Obat ini tidak diminum atau disuntikkan ke penderita tetapi
digunakan sebagai inhaler (dihirup).
5. Dipteri
Merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri corynebacterium
diptherial yang dapat menimbulkan penyumbatan pada rongga faring maupun
laring oleh lendir yang dihasilkan bakteri tersebut.
6. Asfiksi
Adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan yang
disebabkan terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan
tubuh. Gangguan lain adalah keracunan karbon monoksida yang disebabkan karena
hemoglobin lebih mengikat karbon monoksida sehingga pengangkutan oksigen dalam
darah berkurang.
7. Tuberkulosis (TBC)
Merupakan penyakit spesifik yang disebabkan oleh bakteri mycrobacterium
tuberculosae. Keadaan ini dapat menyebabkan proses difusi oksigen terganggu
karena adanya bintik-bintik kecil pada dinding alveolus.
8. Hipoksia
Adalah kekurangan oksigen dari dalam jaringan. Bila cukup
berat, hipoksia dapat menyebabkan kematian sel-sel. Pada tingkat yang kurang
berat akan mengakibatkan
a. Penekanan aktifitas mental,
kadang-kadang memuncak sampai koma.
b. Menurunkan kapasitas kerja otot.
9. Asidosis
Disebabkan meningkatnya kadar asam karbonat dan asam
bikarbonat dalam darah yang menyebabkan terganggunya pernapasan.
10. Sianosis
Adalah kebiruan pada kulit yang disebabkan karena jumlah hemoglobin
deoksigenisasi yang berlebihan didalam pembuluh darah kulit terutama
kapiler.
11. Bronkitis
Adalah radang pada bronkus, gejalanya batuk, demam dan sakit
dari bagian kepala.
12. Tonisilitis
Adalah radang yang disebabkan infeksi pada tonsl oleh
bakteri. Gejalanya adalah sakit
tenggorokan, sulit menelan dan demam.
13. Pleuritis
Adalah radang pada selaput pembungkus paru-paru (pleura)
14. SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)
Adalah
penyakit saluran pernafasan akut yng disebabkan oleh virus.
Gejala penyakit: sakit kepala, demam tinggi (> 380 c),
batuk, sesak napas, tenggorokan gatal, lesu dan nyeri tubuh. SARS disebabkan oleh virus yang disebut sars
associated coronavirus (sars-cov).
15. Kanker paru-paru
Biasanya terjadi Pada usia setengah baya yang sering
merokok. Penyakit ini dapat dipicu oleh polusi udara dan polusi asap rokok yang
mengandung hidrokarbon termasuk benzopiren.
16. Rinitis
Adalah radang pada membran mukosa dirongga hidung yang
menyebabkan bengkak dan mengeluarkan lendir. Penyakit ini disebabkan oleh
alergi terhadap suatu benda atau suasana tertentu.
Stetoskop merupakan alat yang digunakan oleh dokter untuk
menentukan bagian dari sistem respirasi yang mengalami kelainan, yaitu dengan
mengenali suara akibat gesekan udara pernafasan melalui stetoskop.
2. Radiasi
menggunakan sinar – X
Radiasi menggunakan sinar – X (rontgen) biasanya dilakukan
untuk mendiagnosis penyakit pada alat pernapasan, misalnya kanker paru-paru.
Adapun cara kerja alat rontgen adalah sebagai berikut. Pasien menarik napas
dalam-dalam dan berdiri tegak menghadap lapisan film. Mesin rontgen berada
sekitar meter belakang pasien. Metode
yang umum dilakukan yaitu PA (Posterior
ke anterior), dimana sinar -X akan menyinari
bagian tubuh dari belakang masuk melewati tubuh dan keluar dibagian
depan. Bila mesin ada didepan pasien maka sinar –X masuk dari bagian depan dan
keluar dari bagian belakang, metodenya disebut AP (Anterior ke posterior).
3. Pulmotor
Pulmotor merupakan alat yang sering digunakan di rumah sakit
untuk melakukan pernapasan buatan terhadap orang-orang yang mengalami gangguan
pernapasan karena tenggelam atau shock karena sengatan listrik. Di rumah sakit
pulmotor dilengkapi dengan tabung oksigen yang besar atau dibuat instalasi
khusus yang dilengkapi dengan klep atau alat khusus dalam setiap ruang pasien.
4. Intubasi
Endotrakea dan Trakeostomi
Cara yang sering digunakan untuk menjaga agar trakea tetap
terbuka yang dilakukan terhadap pasien yang baru saja menjalani endotrakea.
Caranya adalah dengan memasukan selang dalam trakea. Selain intubasi
endotrakea, ada cara lain yang sering dilakukan oleh ahli bedah trakeostomi.
Trakeotomi biasanya dilakukan untuk memasukkan alat yang difungsikan untuk
mengeluarkan sekresi dari cabang bronkus (bronkiolus) atau saluran pernapasan
lain untuk meningkatkan kerja paru-paru.
5. Oxygen
catheter atau Oxygen cannula
Alat ini biasanya digunakan untuk mengalirkan oksigen ke
dalam lubang hidung. Cara ini biasanya dilakukan terhadap pasien yang sulit
bernapas.
Adapun cara lain mengatasi Gangguan Sistem Pernapasan,
ialah:
a. Cara
mengatasi gangguan akibat alergi adalah memberikan antibiotik untuk
menghentikan peradangan.
b. Sementara
pada paru-paru yang terluka diatasi dengan cara mengisi udara steril pada celah
antar pleura.
c. Pada
penderita gangguan pernafasan karena tenggelam atau syok karena sengatan arus
listrik, pusat pernafasan sedang terhenti sementara, sehingga gerakan bernafas
juga sering berhenti sementara. Untuk mengatasinya perlu dengan pernafasan
buatan. Alat untuk melakukan pernafasan buatan disebut pulmotor. Pernafasan
buatan juga dapat dilakukan tanpa alat bantuan, namun dilakukukan antar mulut
yang disebut cara Sylvester.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam sistem pernapasan
oksigen merupakan hal utama yang dibutuhkan dan berdasar kepada
kebutuhan oksigen. Pernapasan seluler
dibagi menjadi pernapasan aerop dan anaerob.
Secara garis besar pernapasan merupakan pemecah glukosa
dengan bantuan-bantuan enzim untuk menghasilkan energi. Pernapasan pada manusia
menggunakan paru-paru. Jalur pernapasan manusia adalah sebagai berikut:
Rongga
hidung => faring => laring => trakea => bronkus =>bronkilius,
aveolus. Pertukaran/difusi O2 dan CO2 pada paru-paru terjadi pada dibagian alveolus.
Pernapasan melibatkan 2 proses yaitu menarik nafas (inspirasi) dan mengeluarkan
nafas (ekspirasi) berdasarkan organ-organ yang terlibat.
Pernapasan
dibagi menjadi 2 yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Dalam keadaan normal volume udara pernapasan 500- 3500ml, Yang terdiri dari 500 ml volume
tidal, 1500ml komplementer dan 1500 ml udara suplementer. Kapasitas vital
paru-paru ditambah udara residu tersebut kapasitas total.
Ada beberapa gangguan dan kelainan yang menyerang alat
pernapasan antara lain: faringistis, pneumonia, emfisema paru-paru, asma,
dipteri, asfiksi, tuberkulosis (TBC), hipoksia, asidosis, sianosis, bronkitis,
tonsilitis, pleuritis, SARS, kanker paru-paru dan rinitis.
Teknologi pengobatan untuk mengatasi dan mencegah berbagai
penyakit dan gangguan pada sistem rsepirasi antara lain sebgai berikut:
stetoskop, radiasi menggunakan sinar – X, pulmotor, intubasi endotrakea dan
trakeostomi, oygen catheter atau oygen cannula
B. Saran
Jagalah kesehatan organ pernafasan terutama pada paru-paru
dan organ sistem pernafasan lainnya.
Agar tidak terjadi gangguan pada sistem pernapasan kita, hindarilah polusi
udara dan gas-gas beracun, dan terutama hindarilah sikap merokok. Serta
rawatlah paru-paru (pulmo) agar tetap bersih, karena Paru-paru mudah sekali
terserang penyakit infeksi sehingga menimbulkan kerusakan jaringannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2003.Kamus Lengkap
Kedokteran Edisi Revisi . Gitamedia Press-Surabaya.
Aryulina, Dyah, dkk. 2004. Biologi 2
SMA dan MA untuk kelas IX. Jakarta:ESIS.
Furqonita, D.
2007.Seri PIA
BIOLOGI SMP Kelas VIII . Penerbit
Quadra dari Yudhistira-Jakarta.
Kadaryanto et
al. 2006.BIOLOGI 2, Mengungkap Rahasia Alam Kehidupan, SMP Kelas VIII.Penerbit Yudhistira-Jakarta.
Lawrence, E.
1991.Henderson’s Dictionary of: Biological Terms Tenth Edition. LongmanScientific & Technical. Longman Group UK Limited-England.
Lestari, S.
Omegawati, W.H. dan Kusumawati, R. 2007.IPA BIOLOGI Eksplorasi Kelas VII untuk SMP dan MTs.
Penerbit Intan Pariwara Klaten.
Pratiwi, D.A, dkk. 2007. Biologi
untuk SMA dan MA kelas IX jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Prawirohartono, S. dan Hadisumarto,
S. 1999.Sains BIOLOGI-2b Untuk Kelas 2 Tengah Tahun Kedua Sesuai Kurikulu,
1994. Penerbit Bumi Aksara-Jakarta.
Purwanto, B.
dan Nugroho, A. 2007.Belajar Ilmu Alam dan Sekitarnya 2. Penerbit TigaSerangkai Pustaka Mandiri-Solo.
Saktiyono. 2004.Sains BIOLOGI SMP Untuk Kelas VIII . Penerbit Esis dari Penerbit
Erlangga-Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar